Setiap pekerjaan pasti ada risikonya. Tingkat risiko
tersebut ada yang kecil, ada juga yang besar. Keselamatan kerja di laboratorium
merupakan usaha atau tindakan pencegahan agar di dalam kegiatan di laboratorium
terhindar dari kecelakaan sekecil apapun. Sehubungan dengan kemungkinan timbul
bahaya-bahaya di dalam kegiatan laboratorium, maka kalian perlu mengetahui
bahaya yang ditimbulkan oleh benda- benda atau barang-barang yang ada di
laboratorium.
Di samping itu juga perlu tahu usaha-usaha apa yang
dapat dilakukan kalian, untuk mencegah timbulnya bahaya akibat kerja di
laboratorium. Sehingga dalam pembelajaran bab ini kalian akan diajak untuk
menerapkan keselamatan kerja dalam melakukan pengamatan gejala-gejala alam.
A. Tata Tertib di Laboratorium
Tata tertib ini penting untuk menjaga kelancaran dan
keselamatan bekerja/praktikum di dalam laboratorium. Berikut ini beberapa
contoh tata tertib.
Alat-alat serta bahan yang ada di dalam laboratorium
tidak diperkenankan diambil keluar tanpa seizin guru.
Alat dan bahan harus digunakan sesuai dengan
petunjuk praktikum yang diberikan.
Jika dalam melakukan percobaan tidak mengerti atau
ragu-ragu, hendaknya segera bertanya kepada guru.
Bekerja di laboratorium hendaknya memakai jas
laboratorium.
Jika ada alat yang rusak atau pecah, hendaknya
dengan segera dilaporkan kepada guru.
Jika terjadi kecelakaan, sekalipun kecil, seperti
kena kaca, terbakar, atau terkena bahan kimia, hendaknya segera dilaporkan ke
guru.
Etiket (label) bahan yang hilang atau rusak harus
segera diberitahukan kepada guru, agar dapat segera diganti.
Tidak diperkenankan makan, minum dan merokok di
dalam laboratorium.
Setelah selesai percobaan, alat-alat hendaknya
dikembalikan ke tempat semula dalam keadaan bersih.
Buanglah sampah pada tempatnya.
Sebelum meninggalkan laboratorium, meja praktikum
harus dalam keadaan bersih, kran air dan gas ditutup, dan kontak listrik
dicabut.
B. Pemeliharaan, Penyimpanan, dan Penggunaan Bahan
Kimia
Untuk mencegah terjadinya bahaya yang tidak
diinginkan, penyimpanan bahan kimia perlu memperhatikan hal-hal berikut.
Botol-botol yang berisi bahan kimia disimpan pada
rak atau lemari yang disediakan khusus untuk itu.
Jangan mengisi botol-botol sampai penuh.
Jangan menggunakan tutup dari kaca untuk botol yang
berisi basa, karena lama kelamaan tutup itu akan melekat pada botol dan susah
dibuka.
Semua peralatan/gelas kimia yang berisi bahan kimia
harus diberi label yang menyatakan nama bahan itu.
Bahan kimia
yang dapat bereaksi hebat hendaknya jangan disimpan berdekatan.
Bahan-bahan kimia yang sangat beracun dan berbahaya hendaknya
dibeli dalam jumlah kecil dan tanggai pembeliannya dicatat.
Semua bahan persediaan bahan kimia secara teratur
diteliti.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
zat-zat kimia, yaitu:
Tabung reaksi yang berisi zat kimia tidak boleh
diarahkan ke wajah sendiri atau orang lain.
Senyawa kimia tidak boleh dibau.
Larutan kimia yang tertuang di meja praktikum atau
di lantai dibersihkan segera dengan cara asam pekat dinetralkan dahulu dengan
serbuk NaHC03. Basa kuat dinetralkan dahulu dengan serbuk NH4CI, kemudian
ditambah air yang cukup.
Larutan pekat yang tidak terpakai harus dibuang
setelah diencerkan dengan air terlebih dahulu. Mulut tabung reaksi atau bejana,
selama digunakan untuk pencampuran atau pemanasan tidak boleh ditengok
langsung.
Senyawa/zat kimia tertentu (asam kuat dan basa kuat)
tidak boleh dicampur karena akan terjadi reaksi yang dahsyat, kecuali sudah
diketahui pasti tidak menimbulkan bahaya.
Penggunaan pelindung wajah sangat diperlukan jika
menangani zat-zat/senyawa-senyawa kimia yang berbahaya, dan jangan
mengembalikan zat/senyawa kimia yang terlanjur tertuang untuk dikembalikan ke
botol asalnya.
C. Penanganan Neraca
Pada umumnya sebuah laboratorium mempunyai satu atau
lebih neraca. Alat ini merupakan alat yang mahal, dan umurnya bergantung pada
cara menggunakannya dan bagaimana memeliharanya.
Umumnya laboratorium tidak mempunyai ruang
tersendiri untuk neraca. Walaupun demikian, hendaknya diusahakan agar neraca
itu mendapat tempat yang baik. Neraca itu harus berdiri di atas sebuah meja
yang tahan getaran dan letaknya jangandekat jendela atau pintu yang sering kali
dibuka.
Setiap tahun neraca hendaknya ditera, untuk dapat
mempertahankan ketelitiannya. Setelah menimbang sesuatu, piring penimbang
hendaknya dibersihkan. Jika ada zat yang tertumpah ketika sedang menimbang,
segera piring neraca dicuci dengan air, lalu dikeringkan.
Ketika menimbang harus diusahakan agar daya beban
yang telah ditentukan tidak dilampaui. Juga harus dijaga agar jumlah batu
timbang tetap lengkap.
D. Penanganan Mikroskop atau Alat Optik Lainnya
Mikroskop hendaknya selalu tersimpan dalam kotaknya
dan disimpan dalam lemari yang terkunci. Ruang tempat menyimpan harus kering
(tidak lembap). Kelembapan ruangan menyebabkan jamur mudah tumbuh pada
lensanya. Untuk membuat ruangan itu kering, dalam lemari dipasang lampu yang
selalu dinyalakan sebesar 25 watt. Sebaiknya keadaan lensa-lensa dan
filter-filter secara teratur diperiksa, sehingga dapat diketahui sedini mungkin
adanya jamur atau kotoran yang melekat pada lensa-lensa itu. Untuk membersihkan
lensa digunakan kertas lensa khusus. Untuk membersihkan jamur yang melekat pada
susunan lensa dalam sebaiknya diserahkan kepada seorang ahli.
E. Jenis Bahaya Akibat Kerja di Laboratorium
Jika kalian bekerja/praktikum di laboratorium,
seharusnya mengetahui bahaya akibat penggunaan alat dan bahan tersebut. Bahaya
akibat praktikum di laboratorium di antaranya adalah:
Bahaya radioaktif, contoh: penyakit akibat terkena
bahan radioaktif.
Bahaya api, contoh: luka terbakar api.
Khusus pada kecelakaan akibat api, pada umumnya
akibat kelengahan manusia atau tidak sepengetahuan manusia.
Bahaya biologi, contoh: penyakit akibat menggunakan
mikroorganisme/jasad renik.
Bahaya listrik, contoh: terkena arus listrik.
Bahaya mekanis, contoh akibat terkena alat- alat
bergerak/berputar.
Klasifikasi penyebab timbulnya bahaya api dan jenis
pemadam api untuk mengatasinya dapat dilihat pada tabel berikut.
No.
Klasifikasi Jenis Api
Jenis Pemadam Api yang Digunakan
1. Api
akibat listrik Putuskan aliran
listrik, C02, tidak boleh menggunakan air, atau cairan busa.
2. Api
akibat logam Serbuk kering,
selimut asbes.
3. Api
disebabkan oleh cairan: bensin, minyak tanah, spirtus, minyak goreng, dan
parafin Selimut basah, C02, cairan
busa atau serbuk kering (serat asbes atau serat gelas).Air, C02 atau karung
basah.
4. Api
disebabkan kayu, kertas, kain, karet, atau plastik
Pada beberapa kemasan bahan kimia tertera lambang-
lambang yang menunjukkan tingkat bahaya, misalnya:
Lambang-lambang pada beberapa kemasan bahan kimia
Iritasi, contoh: kloroform, alkohol, hidrogen
peroksida.
Beracun, contoh: sianida, arsen, merkuri.
Mudah meledak, contoh: perklorat, permanganat.
Korosi, contoh: asam-asam anorganik dan basa kuat.
Radioaktif, contoh: uranium, plutonium, torium.
Mudah terbakar, contoh: gas metana, kerosin,
belerang, fosfor, eter.
F. Rangkuman
1. Tata tertib di laboratorium di antaranya:
Tidak diperkenankan makan dan minum di dalam
laboratorium.
Bekerja di laboratorium hendaknya memakai jas
laboratorium.
Jika ada alat yang rusak atau pecah, hendaknya
dengan segera dilaporkan kepada guru . Dan lain-lain.
2. Penyimpanan bahan kimia perlu memperhatikan
hal-hal berikut, di antaranya.
Jangan mengisi botol-botol sampai penuh
Bahan kimia yang dapat bereaksi hebat hendaknya
jangan disimpan berdekatan. Dan lain-lain.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
zat-zat kimia, di antaranya:
Tabung reaksi yang berisi zat kimia tidak boleh
diarahkan ke wajah sendiri/orang lain.
Senyawa kimia tidak boleh dicium/dibau.
4. Neraca setiap tahun harus ditera untuk dapat
mempertahankan ketelitiannya.
5. Mikroskop hendaknya selalu tersimpan dalam
kotaknya dan disimpan dalam lemari yang terkunci.
6. Bahaya akibat praktikum di laboratorium, di
antaranya:
Bahaya radioaktif
Bahaya api
Bahaya biologi
Bahaya listrik
Bahasa mekanis
7. Pada beberapa kemasan bahan kimia tertera
lambang-Iambang yang menunjukkan tingkat bahaya, misalnya: iritasi, beracun,
mudah meledak, korosi, radioaktif, mudah terbakar.
sumber: http://ilmupengetahuanalam.com/keselamatan-kerja-di-laboratorium.html
3 komentar:
baca juga
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dilaboratorium http://adf.ly/1QaLRo
baca juga
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dilaboratorium http://adf.ly/1QaLRo
keren nih artikel,,di klik juga ya Artikel kesehatan terbaru
Posting Komentar