Rabu, 23 Oktober 2013

Latihan Proposal Magang Hima - By PHT (Pengurus Harian Tetap)

silahkan download di sini download

1.        Latar Belakang
Mahasiswa adalah kaum intelektual yang dipersiapkan untuk menempati ruang-ruang srategis dalam pergantian generasi. Organisasi merupakan salah satu sarana yang tepat untuk mengasah dan mengaktualisasikan potensi mahasiswa. HIMAKESJA merupakan wadah bagi mahasiswa D.IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja FK UNS untuk memperjuangkan hak-hak aspiratif mahasiswa dan menyikapi segala isu-isu yang berkaitan dengan kepentingan mahasiwa. Dalam suatu organisasi sangat diperlukan adanya kerjasama, koordinasi, kesolidan, keakraban, dan kekeluargaan di antara sesama pengurus.
Untuk mendukung tujuan dari sebuah organisasi tersebut, maka perlu diadakan kegiatan Upgrading yang di dalamnya diberikan bekal tentang pengelolaan organisasi dan motivasi kepada pengurus dan anggota HIMAKESJA serta kemantaban dan tanggung jawab dalam berorganisasi.

2.        Nama Kegiatan
Upgrading (PSDM)

3.        Landasan Kegiatan
Kegiatan Upgrading ini berlandaskan program kerja Divisi Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa pada RAB HIMAKESJA 2013.

4.        Tujuan Kegiatan
Kegiatan Upgrading  ini bertujuan untuk pengenalan dan pengakraban antar pengurus dan anggota HIMAKESJA, memotivasi pengurus dan anggota dalam melaksanakan program kerjanya, dan memberi bekal dan gambaran tentang organisasi HIMAKESJA.

5.        Target Kegiatan
Target kegiatan Upgrading ini adalah semua anggota HIMAKESJA mendapatkan bekal tentang pengelolaan dan tanggung jawab dalam berorganisasi.

6.        Penyelenggara Kegiatan
Upgrading ini diselenggarakan oleh Divisi Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa (PSDM) Himakesja FK UNS.

7.        Bentuk Kegiatan
Upgrading ini dibuat dengan mekanisme penyampaian nilai-nilai kepemimpinan dan motivasi berorganisasi yang dikemas dengan berbagai variasi kegiatan, seperti presentasi, sharing, outbond, dan simulasi games.

8.        Rencana  Kegiatan
Upgrading 2013 ini akan diselenggarakan pada :
Hari                      : Sabtu - Minggu
Tanggal                : 16 – 17 Maret 2013
Tempat                 : Desa Segorogunung, Ngargoyoso, Karanganyar

9.        Susunan Panitia Kegiatan
Lampiran I

10.    Anggarab Biaya
Lampiran II

11.    Susunan Acara
Lampiran III

12.    Penutup
Dengan demikian laporan kegiatan Upgrading ini kami buat dengan harapan dapat meningkatkan kualitas HIMAKESJA Fakultas Kedokteran UNS. Semoga kegiatan  yang telah terlaksana dengan lancar ini dapat mewujudkan tujuan kami. Atas perhatian dan dukungan yang telah diberikan, kami ucapkan terima kasih.




LEMBAR PENGESAHAN
Ketua Panitia


Nama
NIM
Sekretaris Panitia


Nama
NIM

Ketua Divisi



Nama
NIM
Ketua HIMAKESJA



Yoga Kusumananda
NIM. R0211053




















Lampiran I
SUSUNAN PANITIA

Pelindung                    : Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS
Penasehat  I                 : Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan,dr.,Sp.PD-KR-FINASIM
Penasehat II                : Ipop Sjarifah,Dra,M.Si
Penasehat III               : Istar Yuliadi,dr.,M.Si
Penanggung Jawab     : Yoga Kusumananda
Ketua                          : M. Syaiful Maulana (No Handphone)
Sekretaris                    : 1. Ima Hidayati
                                      2. Aldila Linda P
Bendahara                   : 1. Amalia Prasticha S
                                      2. Laely Zahirotul Hikmah
Sie Acara                     : 1. Fajar Tulus A
                                      2. Ardiyan Prajawan M
                                      3. Suci Rahayu
                                      4. Dhifani Hayu F
                                      5. Rangga Dwi S
Sie Konsumsi              : 1. Renny Nur C
                                      2. Sri Muryani
                                      3. Venny Aprilia
                                      4. Ariska Wijayanti
                                      5. Etna Ajeng P
Sie Perkap                   : 1. M. Fajar Hamida
                                      2. Jannandrayuga
                                      3. Anwarudin
Sie Dekdok                 : 1. Sidik Abdul A
                                      2. Rhisma Wahyu
                                      3. M. Edy K

Sie Humjin                  : 1. Muwahidin Ahsan
                                      2. B. Beta C
Sie Kestari                   : 1. Rahma Nida F
                                      2. Ummy Prasetyowati
                                      3. Nita Nurlita D
Sie P3K                       : 1. Chriswanto Wisnu
                                      2. Mei purbaningrum
                                      3. Illana Respati N.R
Sie Keamanan             : 1. Tri Wahyono























Lampiran II

ANGGARAN BIAYA
                                                                                                                                               
Indikator
Tolak Ukur Kinerja
Target Kinerja
Masukan
Prodi dan Swadaya
100%



Keluaran
Peningkatan kepemimpinan mahasiswa
100%



Anggaran Belanja
Jenis Belanja (525119)
Rincian Biaya
Jml Harga
(RP)
Volume
Frekuensi
Harga Per Satuan
1.      Belanja Penyediaan Barang & Jasa BLU Lainnya (MAK 525119)

-          Sewa Penginapan
1
1
800.000
800.000
Sub Total (MAK 525119)
800.000
2.      Belanja Barang (Swadaya)

-           ATK Kemahasiswaan
1
4
110.000
440.000
-          Konsumsi
1
5
290.000
1.450.000
Sub Total (Swadaya)
1.890.000


Jumlah Biaya
2.690.000


Catatan
MAK 525112 : ATK, Konsumsi, Bahan Habis Pakai (BHP),  cetak, penggandaan
MAK 525119 : Transportasi, Akomodasi, Sewa, Langganan Majalah, Kontribusi.

Volume : berapa kali  di berikan
Frekuensi : Jumlah yang di berikan
Yang ingin bertanya tentang proposal dan anggaran Hubungi
Ima (085642344953)
Laely (085325963390)




Lampiran III

SUSUNAN ACARA

Hari 1: Sabtu, 16 Maret 2013
07.30 - 08.00                     :    Briefing + Persiapan
08.00 - 08.30                     :    Pembukaan
08.30 - 11.30                     :    Materi I (Organisasi)
12.30 - 14.30                     :    Pemberangkatan
14.30 - 15.15                     :    Pembacaan susunan acara + MOU
15.15 - 15.30                     :    ISOMA
15.30 - 15.45                     :    Perkenalan
15.45 - 17.00                     :    Materi II otak kiri otak kanan
17.30 - 19.30                     :    ISOMA
19.30 - 21.30                     :    Materi III Pemecahan Masalah
21.30                                  :    Istirahat

Hari 2 : Minggu, 17 Maret  2013
05.30-06.30                       :    Olah Raga
07.30-08.00                       :    Sarapan
08.00-11.30                       :    Outbound
11.30-12.30                       :    ISOMA
12.30-14.00                       :    Pemutaran Film
14.00-14.30                       :    Bersih-bersih
14.30-Selesai                     :    Penutupan Pulang

Kamis, 19 September 2013

Tips - Membentuk Rencana Keselamatan Kerja


Berikut ini adalah 10 langkah dalam menciptakan program keselamatan kerja, seperti dikutip dari zmags.

1. Memahami Implikasi Regulasi
Perusahaan harus mengetahui regulasi terbaru dari pemerintah, dan memahami implikasinya terhadap perusahaan, yang biasanya bakalan berbeda. Untuk memastikan bahwa aturan perusahaan selaras dengan UU yang ada, maka perusahaan dapat memanfaatkan jasa konsultan safety Seperti LenteraSafety


2. Assessment
Lakukan assessment mengenai tiap lokasi kerja. Identifikasi lokasi-lokasi mana saja yang rawan terhadap kecelakaan kerja, kemudian identifikasi pula area-area mana saja yang berisiko untuk terjadi kecelakaan. Selanjutnya, cari pula alasan-alasan apa saja yang dapat mengakibatkan kecelakaan dan risiko kecelakaan tersebut. Prioritaskan lokasi yang punya risiko terbesar.

3. Customized Plan
Setelah mengidentifikasi dan mengukur risiko, kemudian saatnya untuk menyusun safety plan.Safety plan ini berbeda-beda untuk tiap lokasi, fasilitas, gedung, perlengkapan, proses, maupun staf. Buat safety plan yang customized, namun tetap sesuai dengan standar regulasi keselamatan kerja. Kemudian jadikan tiap orang dalam organisasi mempunyai peran dan tanggung jawab dalam safety plan tersebut. Hal ini penting supaya semua karyawan sadar akan pentingnya keselamatan kerja.

4. Written
Setelah merancang rencana yang solid, maka dokumentasikan secara tertulis mengenai program-program safety apa saja yang bakal dilaksanakan. Seluruh rencana harus ditulis, mulai dari rencana kontrol, rencana darurat, rencana komunikasi, dan lainnya. Hal ini perlu supaya rencana jelas, tidak ada yang simpang siur dan Karyawan atau Pekerja menaati dan mngerti tentang sosialisasi yang sudah direncanakan karena sosialisasi mengenai Safety itu sangat penting.

5. Training
Setelah semua rencana dan prosedur safety telah didokumentasikan dengan baik, maka selanjutnya adalah saat untuk membawanya ke dunia nyata. Lakukan training supaya karyawan terbiasa dan tidak kagok dalam menjalankan safety plan. Namun jangan lakukan training sesekali saja, melainkan harus secara periodik, atau karyawan bakalan lupa. Seringkali perusahaan hanya sesekali mengadakan training, sehingga ketika safety plan diperlukan, kemudian implementasinya jadi tidak lancar.

6. Insentif
Untuk memotivasi karyawan supaya mau mematuhi safety plan, maka sertakan safety plan sebagai penilaian kinerja, kemudian berikan insentif khusus. Bagi karyawan yang mau mengimplementasikan safety plan dalam pekerjaannya sehari-hari, tentu penilaian kinerjanya lebih baik, dan terdapat insentif tambahan untuk itu. Tanpa insentif, maka karyawan bakalan enggan untuk mengadopsi aturan baru ini.

7. Sederhana
Buat safety plan yang sederhana, sehingga mudah dimengerti oleh seluruh karyawan. Ini penting supaya karyawan dapat mengaplikasikannya dalam pekerjaan sehari-hari. Jika kompleks dan sulit dimengerti, siapa yang mau mengerjakannya? Kemudian simpan mengenai dokumentasi safety plan ini dalam tempat yang mudah dijangkau oleh seluruh karyawan. Berikan mereka akses langsung kepada dokumentasi ini. Mudahnya, simpan dokumentasi manual tersebut secara online.

8. Sistem Pelaporan Jelas
Buat sistem pelaporan yang jelas mengenai insiden di tempat kerja. Sehingga, semua insiden dapat tercatat dengan baik dan langsung ditangani lebih lanjut. Buat sistem yang sederhana dan mudah digunakan, juga mudah diakses oleh seluruh karyawan.

9. Hotline
Buat safety hotline yang selalu bersedia menjadi tempat karyawan untuk mengajukan pertanyaan terkait safety, untuk kemudian memperoleh respon dengan cepat. Sehingga, karyawan yang masih bingung mengenai prosedur yang harus dilakukannya, atau punya pertanyaan tertentu dapat langsung menghubungi hotline.

10. Partisipasi Karyawan
Baik dalam mengembangkan safety plan maupun mengimplementasikannya, libatkan karyawan. Dengan demikian, karyawan juga turut merasa memiliki program tersebut, bukan hanya wajib melakukannya. Hanya dengan sense of belonging tersebut, hasil yang memuaskan dapat dicapai.

          Di Indonesia, masalah keselamatan kerja diatur dalam UU No.1/1970, regulasi yang diterbitkan sekitar empat dasawarsa lalu. Terdapat perdabatan mengenai apakah kerangka peraturan tersebut cukup memadai untuk melindungi pekerja. ILO (International Labour Organization) mengusulkan agar UU No.1/1970 ini direvisi dan disesuaikan dengan perkembangan terakhir, sehingga sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam Konvensi ILO No.155/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

          Di perusahaan-perusahaan besar, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja kini sudah diwajibkan. Selain itu, Indonesia juga sudah punya pusat penyimpanan informasi K3 yang bisa diakses melalui ASEAN OSHNET, atau jejaring kerja di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja antara negara-negara ASEAN.

Sumber: http://lenterasafety.com/index.php/articles-2/311-10-tips-membentuk-rencana-keselamatan-kerja

Info K3 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Laboraturium


Setiap pekerjaan pasti ada risikonya. Tingkat risiko tersebut ada yang kecil, ada juga yang besar. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan usaha atau tindakan pencegahan agar di dalam kegiatan di laboratorium terhindar dari kecelakaan sekecil apapun. Sehubungan dengan kemungkinan timbul bahaya-bahaya di dalam kegiatan laboratorium, maka kalian perlu mengetahui bahaya yang ditimbulkan oleh benda- benda atau barang-barang yang ada di laboratorium.

Di samping itu juga perlu tahu usaha-usaha apa yang dapat dilakukan kalian, untuk mencegah timbulnya bahaya akibat kerja di laboratorium. Sehingga dalam pembelajaran bab ini kalian akan diajak untuk menerapkan keselamatan kerja dalam melakukan pengamatan gejala-gejala alam.

A. Tata Tertib di Laboratorium

Tata tertib ini penting untuk menjaga kelancaran dan keselamatan bekerja/praktikum di dalam laboratorium. Berikut ini beberapa contoh tata tertib.

Alat-alat serta bahan yang ada di dalam laboratorium tidak diperkenankan diambil keluar tanpa seizin guru.
Alat dan bahan harus digunakan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.
Jika dalam melakukan percobaan tidak mengerti atau ragu-ragu, hendaknya segera bertanya kepada guru.
Bekerja di laboratorium hendaknya memakai jas laboratorium.
Jika ada alat yang rusak atau pecah, hendaknya dengan segera dilaporkan kepada guru.
Jika terjadi kecelakaan, sekalipun kecil, seperti kena kaca, terbakar, atau terkena bahan kimia, hendaknya segera dilaporkan ke guru.
Etiket (label) bahan yang hilang atau rusak harus segera diberitahukan kepada guru, agar dapat segera diganti.
Tidak diperkenankan makan, minum dan merokok di dalam laboratorium.
Setelah selesai percobaan, alat-alat hendaknya dikembalikan ke tempat semula dalam keadaan bersih.
Buanglah sampah pada tempatnya.
Sebelum meninggalkan laboratorium, meja praktikum harus dalam keadaan bersih, kran air dan gas ditutup, dan kontak listrik dicabut.
B. Pemeliharaan, Penyimpanan, dan Penggunaan Bahan Kimia

Untuk mencegah terjadinya bahaya yang tidak diinginkan, penyimpanan bahan kimia perlu memperhatikan hal-hal berikut.

Botol-botol yang berisi bahan kimia disimpan pada rak atau lemari yang disediakan khusus untuk itu.
Jangan mengisi botol-botol sampai penuh.
Jangan menggunakan tutup dari kaca untuk botol yang berisi basa, karena lama kelamaan tutup itu akan melekat pada botol dan susah dibuka.
Semua peralatan/gelas kimia yang berisi bahan kimia harus diberi label yang menyatakan nama bahan itu.
  Bahan kimia yang dapat bereaksi hebat hendaknya jangan disimpan berdekatan.
Bahan-bahan kimia yang sangat beracun dan berbahaya hendaknya dibeli dalam jumlah kecil dan tanggai pembeliannya dicatat.
Semua bahan persediaan bahan kimia secara teratur diteliti.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan zat-zat kimia, yaitu:

Tabung reaksi yang berisi zat kimia tidak boleh diarahkan ke wajah sendiri atau orang lain.
Senyawa kimia tidak boleh dibau.
Larutan kimia yang tertuang di meja praktikum atau di lantai dibersihkan segera dengan cara asam pekat dinetralkan dahulu dengan serbuk NaHC03. Basa kuat dinetralkan dahulu dengan serbuk NH4CI, kemudian ditambah air yang cukup.
Larutan pekat yang tidak terpakai harus dibuang setelah diencerkan dengan air terlebih dahulu. Mulut tabung reaksi atau bejana, selama digunakan untuk pencampuran atau pemanasan tidak boleh ditengok langsung.
Senyawa/zat kimia tertentu (asam kuat dan basa kuat) tidak boleh dicampur karena akan terjadi reaksi yang dahsyat, kecuali sudah diketahui pasti tidak menimbulkan bahaya.
Penggunaan pelindung wajah sangat diperlukan jika menangani zat-zat/senyawa-senyawa kimia yang berbahaya, dan jangan mengembalikan zat/senyawa kimia yang terlanjur tertuang untuk dikembalikan ke botol asalnya.
C. Penanganan Neraca

Pada umumnya sebuah laboratorium mempunyai satu atau lebih neraca. Alat ini merupakan alat yang mahal, dan umurnya bergantung pada cara menggunakannya dan bagaimana memeliharanya.
Umumnya laboratorium tidak mempunyai ruang tersendiri untuk neraca. Walaupun demikian, hendaknya diusahakan agar neraca itu mendapat tempat yang baik. Neraca itu harus berdiri di atas sebuah meja yang tahan getaran dan letaknya jangandekat jendela atau pintu yang sering kali dibuka.

Setiap tahun neraca hendaknya ditera, untuk dapat mempertahankan ketelitiannya. Setelah menimbang sesuatu, piring penimbang hendaknya dibersihkan. Jika ada zat yang tertumpah ketika sedang menimbang, segera piring neraca dicuci dengan air, lalu dikeringkan.

Ketika menimbang harus diusahakan agar daya beban yang telah ditentukan tidak dilampaui. Juga harus dijaga agar jumlah batu timbang tetap lengkap.

D. Penanganan Mikroskop atau Alat Optik Lainnya

Mikroskop hendaknya selalu tersimpan dalam kotaknya dan disimpan dalam lemari yang terkunci. Ruang tempat menyimpan harus kering (tidak lembap). Kelembapan ruangan menyebabkan jamur mudah tumbuh pada lensanya. Untuk membuat ruangan itu kering, dalam lemari dipasang lampu yang selalu dinyalakan sebesar 25 watt. Sebaiknya keadaan lensa-lensa dan filter-filter secara teratur diperiksa, sehingga dapat diketahui sedini mungkin adanya jamur atau kotoran yang melekat pada lensa-lensa itu. Untuk membersihkan lensa digunakan kertas lensa khusus. Untuk membersihkan jamur yang melekat pada susunan lensa dalam sebaiknya diserahkan kepada seorang ahli.

E. Jenis Bahaya Akibat Kerja di Laboratorium

Jika kalian bekerja/praktikum di laboratorium, seharusnya mengetahui bahaya akibat penggunaan alat dan bahan tersebut. Bahaya akibat praktikum di laboratorium di antaranya adalah:

Bahaya radioaktif, contoh: penyakit akibat terkena bahan radioaktif.
Bahaya api, contoh: luka terbakar api.
Khusus pada kecelakaan akibat api, pada umumnya akibat kelengahan manusia atau tidak sepengetahuan manusia.
Bahaya biologi, contoh: penyakit akibat menggunakan mikroorganisme/jasad renik.
Bahaya listrik, contoh: terkena arus listrik.
Bahaya mekanis, contoh akibat terkena alat- alat bergerak/berputar.
Klasifikasi penyebab timbulnya bahaya api dan jenis pemadam api untuk mengatasinya dapat dilihat pada tabel berikut.

No.     
Klasifikasi Jenis Api

Jenis Pemadam Api yang Digunakan
1.         Api akibat listrik         Putuskan aliran listrik, C02, tidak boleh menggunakan air, atau cairan busa.
2.         Api akibat logam         Serbuk kering, selimut asbes.
3.         Api disebabkan oleh cairan: bensin, minyak tanah, spirtus, minyak goreng, dan parafin       Selimut basah, C02, cairan busa atau serbuk kering (serat asbes atau serat gelas).Air, C02 atau karung basah.
4.         Api disebabkan kayu, kertas, kain, karet, atau plastik
Pada beberapa kemasan bahan kimia tertera lambang- lambang yang menunjukkan tingkat bahaya, misalnya:


Lambang-lambang pada beberapa kemasan bahan kimia


Iritasi, contoh: kloroform, alkohol, hidrogen peroksida.
Beracun, contoh: sianida, arsen, merkuri.
Mudah meledak, contoh: perklorat, permanganat.
Korosi, contoh: asam-asam anorganik dan basa kuat.
Radioaktif, contoh: uranium, plutonium, torium.
Mudah terbakar, contoh: gas metana, kerosin, belerang, fosfor, eter.

F. Rangkuman

1. Tata tertib di laboratorium di antaranya:

Tidak diperkenankan makan dan minum di dalam laboratorium.
Bekerja di laboratorium hendaknya memakai jas laboratorium.
Jika ada alat yang rusak atau pecah, hendaknya dengan segera dilaporkan kepada guru . Dan lain-lain.
2. Penyimpanan bahan kimia perlu memperhatikan hal-hal berikut, di antaranya.

Jangan mengisi botol-botol sampai penuh
Bahan kimia yang dapat bereaksi hebat hendaknya jangan disimpan berdekatan. Dan lain-lain.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan zat-zat kimia, di antaranya:

Tabung reaksi yang berisi zat kimia tidak boleh diarahkan ke wajah sendiri/orang lain.
Senyawa kimia tidak boleh dicium/dibau.
4. Neraca setiap tahun harus ditera untuk dapat mempertahankan ketelitiannya.

5. Mikroskop hendaknya selalu tersimpan dalam kotaknya dan disimpan dalam lemari yang terkunci.

6. Bahaya akibat praktikum di laboratorium, di antaranya:

Bahaya radioaktif
Bahaya api
Bahaya biologi
Bahaya listrik
Bahasa mekanis
7. Pada beberapa kemasan bahan kimia tertera lambang-Iambang yang menunjukkan tingkat bahaya, misalnya: iritasi, beracun, mudah meledak, korosi, radioaktif, mudah terbakar.

sumber: http://ilmupengetahuanalam.com/keselamatan-kerja-di-laboratorium.html