CINTAKU BERSEMI DI GUNUNG MERAPI
Karya : Magdalena
Cieeeeh, Yuri ngomongin cinta-cintaan, euy!
Pasti itu yang ada di benak teman-teman ketika baca judul diatas. Tapi maaf, yang berharap baca cerita Yuri kepeleset pas jalan-jalan di Merapi trus ditolongin cowok ganteng lalu jatuh cinta pada pandangan pertama dan akhirnya jadian (gile, sinetron abees!)
nggak akan ketemu sampai cerita ini berakhir.
nggak akan ketemu sampai cerita ini berakhir.
Jadi yang dimaksud cinta di atas apaan? Ya makanya baca sampai selesai, Kapten!
Kalau sama yang namanya traveling atau jalan-jalan atau backpackeran, aku udah jatuh cinta sejak dulu. Perjalanan selalu jadi hal yang paling membahagiakan untuk dilakukan bagi aku. Walaupun itu dalam rangka pekerjaan, murni jalan-jalan ataupun lari dari pekerjaan. Intinya berperjalanan!
Nah, Minggu pagi yang cerah tanggal 24 Maret lalu aku berkesempatan jalan-jalan seru. Yang nyimak FB dan Twitter aku pasti udah paham aku ngapain aja seharian itu. Yup, aku bersama ribuan orang yang hari itu tumplek blek di lereng Gunung Merapi hendak melakukan ekspedisi super keren: “Ekspedisi Lereng Merapi”.
Walau di awal sempat serasa KO duluan gara-gara kedinginan di perjalanan sepanjang jalan raya Kaliurang menuju Menara Pandang Gunung Merapi, toh akhirnya aku Alhamdulillah bisa lanjut berpetualang, plus tanpa sarapan berarti kecuali sepotong Sari Roti (sebungkus dibagi empat!). Heuheu, cemungudh kakaa!
Selama ini aku banyak melakukan traveling ke kota alias nggak wisata alam kayak hari itu. Terakhir kali puas wisata alam adalah beberapa bulan lalu ketika jalan-jalan ke pantai Sandang Biru di Malang Jawa Timur bareng keluarga. Cuma hari itu seumur hidup aku rasanya, bisa main-main di pantai dan mandi di laut (bener-bener nyemplung dan berenang!) sampai badan kedinginan selama berjam-jam. Biasanya kalaupun ke pantai pasti cuma sibuk foto-foto dan nulis nama di pasir (untuk kemudian di foto juga) lalu sok lari-lari unyu pas ombak dateng. Halah!
Eeh malah jadi ke Malang, aku kan mau cerita Merapi kan ya tadi? Gimana sih nggak diingetin!
So, hari Minggu yang cerah ceria itu aku habiskan seharian penuh di Jogja. Pagi hari sampai tengah hari menjelajah lereng Merapi sampai puas (pegelnya) mulai dari hutan belantaranya yang pohon-pohonnya pada gosong dan nggak punya daun karena diterjang lahar panas Merapi ketika meletus lalu, perkampungan penduduk di kaki gunung yang damai dan adeem serta deretan villa di Kaliurang yang apapun namanya pasti di bawahnya ada tulisan: AC, Kamar Mandi Dalam, Parkir Luas. Nggak ada gitu yang kasih wifi gratis atau makan gratis atau bahkan tidur gratis gitu? Nggak kreatif! *pengakuan jujur dedemit dunia maya dan backpacker jadi-jadian*. Lalu siang sampai malamnya menikmati sensasi ganti-ganti angkutan dari Kaliurang sampai Malang.
Kalau bagi orang kota jelas pemandangan sepanjang perjalanan itu ruaar biaza top markotop endang bambang gulindang alias maknyus pemirsah. Tapi kalau bagi anak kampung kayak aku, maaf, dengan berat hati harus aku katakana, Yuri memilih, *musik dramatis ala Indonesian Idol* memilih untuk mengatakan,… *hening lama*
Rute nya emang kereeeeen!!!
Terserah deh mau salah EYD atau mau dibilang lebay, intinya rute Ekspedisi Lereng Merapi yang digagas Dinas Pariwisata Kaliurang itu emang keren. Walaupun aku anak kampung yang notabene hampir tiap hari liat pemandangan sawah, bukit, hutan, rumah-rumah ala pedesaan dll semacam itu,tapi tetep terasa keren karena hari itu aku benar-benar ‘terjun’ ke medan laga *ceileh. Jadi waktu di hutan belantara yang kontur tanahnya berbukit dan banyak jalan tanjakan lalu ada pula yang bentuknya jurang sangat curam, ya udah aku harus lewat jalur itu. Berasa jadi Yuri Djangkaru gitu deh, sodaranya Riyani Djangkaru tuh. Hehehe.
Keseluruhan ekspedisi melewati 5 pos (termasuk pos pemberangkatan) dalam waktu kurang lebih 5 jam. Setelah acara Alhamdulillah dapet makan siang walau dibumbui pertunjukan menyebalkan (dangdut koplo plus penyanyi seksi) dan banyak doorprise kece-kece yang tak kalah menyebalkan. Gimana nggak menyebalkan lha wong satupun nggak ada yang aku dapet. Hehehe.
Yang jelas walau untuk ikut ekspedisi itu aku harus bayar cukup mahal untuk ukuran mahasiswa bokek dengan jarak tempat tinggal dan tempat acaranya beratus ratus kilometer kayak aku (jadi perlu uang transport PP gitu), apa yang aku dapatkan sepadan lah.
Aku semakin jatuh cinta (ini nih yang ditunggu!) dengan petualangan alam. Kalau biasanya aku mengunjungi tempat-tempat wisata alam hanya dengan naik mobil atau angkutan umum ke tempat tersebut lalu turun dan sekedar menikmati tanpa benar-benar meng-explore tempat tersebut secara dekat, kemarin aku merasa benar-benar ‘dekat’ dengan alam. Menapaki langsung bekas-bekas aliran lahar panas, duduk di pohon-pohon yang tumbang tak beraturan, dan berasa dekat sekali dengan gunung Merapi yang jadi background utama rute ekspedisi walaupun sebenarnya tentu jaraknya masih sangat jauh. Kan aku dan teman-teman cuma menjelajah lerengnya?!
Aku juga dapet banyak ilmu tentang pendakian gunung dari seorang teman serombongan aku yang kebetulan pendaki beneran. Dikasih tau tuh gimana trik-trik survival di alam liar dan bagaimana rute pendakian yang sesungguhnya yang tentu saja sangat berbeda dengan medan ekspedisi kemarin.
Aku jatuh cinta pada petualangan alam liar. Aku jatuh cinta pada perasaan puas melihat gunung yang berdiri anggun tepat di depan mata aku. Aku jatuh cinta pada jurang-jurang curam yang dengan kekompakan tim bisa ditaklukan dengan mudah. Aku jatuh cinta dengan interaksi yang dengan mudahnya terbangun diantara para peserta ekspedisi walau sebelumnya tidak saling mengenal, hanya karena hari itu kami mengenakan kaos yang sama memiliki ‘posisi’ yang sama yaitu sama-sama peserta, padahal kami semua berasal dari background yang berbeda-beda.
Aku semakin jatuh cinta menatap puncak gunung yang menusuk langit, menatap tiap lekuk jalur pendakian yang tergambar jelas di depan mata. Dan aku menantikan saat-saat istimewa itu ketika suatu hari nanti aku bisa berdiri di atas puncak, menyebut nama-Nya penuh cinta.
Sebelum itu semua, apa yang aku lakukan seharian kemarin di lereng Merapi telah membuat aku semakin jatuh cinta pada-Nya, lagi dan lagi, selalu dan selalu. Maha Besar Allah yang telah menciptakan maha karya luar biasa bernama bumi dan seisinya :D
0 komentar:
Posting Komentar